Sabtu, 02 Mei 2009

Melihat 7 Keajaiban Dunia Yang Baru Dari Atas Langit Posted on Journey.

Pada tanggal 07-07-2007 lalu, The New Open World Corporation mengumumkan 7 keajaiban dunia yang baru (New Seven Wonders of the World) berdasarkan perolehan hasil voting. Berbagai kontroversi pun muncul berkaitan dengan terpilihnya 7 keajaiban dunia yang baru.

Saya ikut terlibat dalam voting tersebut, dan merasa senang karena pilihan saya masuk dalam 7 keajaiban dunia yang baru. Padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi tempat-tempat tersebut. Mungkin hanya sebuah impian jika saya dapat mengunjungi dan melakukan perjalanan nyata ke sana.

Perjalanan virtual pun saya lakukan dengan memanfaatkan teknologi Google Earth. Apalagi kini, GE sudah dilengkapi dengan fasilitas Panoramio yang memungkinkan kita untuk melihat photo suatu tempat dari berbagai sudut pandang yang dikirimkan oleh banyak kontributor.

Berikut ini adalah penampakan 7 keajaiban dunia yang baru yang dilihat dari atas langit :

Taj Mahal

Taj Mahal, India
Simbol cinta dan hasrat
Kordinat :
27°10′30.00″N 78°2′31.48″E
Referensi :
Wikipedia : Taj Mahal
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Taj Mahal
Taj Mahal Cinta Abadi Sang Raja

Roman Colosseum

Colosseum, Roma
Simbol kesenangan dan penderitaan
Kordinat :
41°53′24.83″N 12°29′33.09″E
Referensi :
Wikipedia : Colosseum
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Colosseum
Colosseum, Saksi Pertarungan Berdarah Manusia Vs Hewan Buas

Great Wall of China

Great Wall of China, China
Sebuah bukti ketekunan dan tekad yang keras
Kordinat :
40°21′21.03″N 116° 0′33.88″E
Referensi :
Wikipedia : Great Wall of China
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Great Wall of China
Tembok Cina, Kuburan 5 Dinasti untuk Ribuan Pembuatnya

Petra

Petra, Yordania
Simbol keahlian teknik dan perlindungan
Kordinat :
30°19′23.64″N 35°26′54.83″E
Referensi :
Wikipedia : Petra
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Petra
Petra, Kota di Dinding Batu

Chichen Itza

Chichen Itza, Mexico
Simbol pemujaan dan pengetahuan
Kordinat :
20°40′54.32″N 88°34′8.91″W
Referensi :
Wikipedia : Chichen Itza
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Chichen Itza
Chichen Itza, Sumur Pengorbanan

Machu Picchu

Machu Picchu, Peru
Simbol dedikasi dan komunitas
Kordinat :
13° 9′47.76″S 72°32′44.75″W
Referensi :
Wikipedia : Machu Picchu
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Machu Picchu
Machu Picchu, Kota Berlapis Emas

Christ Redeemer

Patung Yesus Penebus, Brasil
Kristus Penebus berdiri untuk menyambut dengan keterbukaan
Kordinat :
22°57′6.72″S 43°12′38.01″W
Referensi :
Wikipedia : Christ Redeemer
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Christ Redeemer
Christ Redeemer, Melihat Hamba dari Puncak Gunung

Panitia New 7 Wonders menyertakan juga satu-satunya keajaiban dunia kuno yang masih ada sebagai kandidat kehormatan yang tidak dipilih melalui voting.

Great Pyramid of Giza

Great Pyramid of Giza, Mesir
Simbol keabadian dan kehidupan yang kekal
Kordinat :
29°58′42.28″N 31° 8′3.18″E
Referensi :
Wikipedia : Pyramid of Giza
New 7 Wonder Kids Fact Sheets Great Pyramid of Giza

Pemilihan berdasarkan voting ini lebih tepat untuk melihat 7 keajaiban dunia yang populer bukan melihat mana yang terbaik.

Selain kepopuleran juga menggambarkan bagaimana suatu rakyat bersatu-padu untuk memperjuangkan situs peninggalan sejarahnya. Hal ini dapat dilihat dari kegigihan dan kebersamaan orang Brasil untuk memenangkan Monumen Patung Kristus Penebus. Juga orang India untuk kemenangan Taj Mahal, dan orang Jordania untuk kemenangan Petra.

Jadi Borobudur bisa saja menjadi 7 keajaiban dunia yang baru, jika saja pemerintah dan rakyat yang berjumlah 200 juta jiwa ini bekerja bersama-sama untuk itu. Sayangnya hal itu tidak terjadi. Bahkan maraknya aksi terorisme, kerusuhan masal dan ketidakramahan penduduk Indonesia telah membuat citra pariwisata Indonesia mudah “ditenggelamkan”.

Tags: ,

Yogya Diprediksi Alami Bencana Alam Periodik

YOGYAKARTA - Kota Yogyakarta dinilai sebagai daerah yang memiliki potensi bencana alam cukup kompleks baik longsor, banjir, gempa, tsunami, hingga puting beliung. Di samping itu Yogyakarta juga diprediksi akan mengalami bencana alam tersebut secara periodik, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada dan selalu siap melakukan antisipasi.

"Dari sudut pandang bahaya Yogya kompleks dengan bencana alam itu. Dan yang tak kalah penting Yogya secara periodik selalu akan mengalami bencana alam ini," ujar Ketua Pusat Studi Bencana UGM, Dr Soenarto, dalam Seminar Peringatan 1000 Hari Gempabumi Yogyakarta, Kamis (19/2/2009).

Soenarto mencontohkan setiap tahun Yogya akan mengalami dua kali dilewati matahari yaitu pada tanggal 19 Februari (hari ini) serta 23 Nopember. Pada tanggal dan periode itu Yogya akan mengalami curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan munculnya bahaya banjir dan longsor.

"Banjir yang paling mengancam Yogya yakni inundasi bukan banjir sungai. Inundasi itu terjadinya banjir/genangan air di kota setelah hujan turun," terangnya.

Dalam peringatan 1.000 hari gempa bumi Yogya yang terjadi 27 Mei 2006 silam kata Soenarto diharapkan dapat menjadi refleksi agar masyarakat selalu bisa bersahabat dengan bencana, bukan saja gempa bumi namun juga bencana lainnya. Di sisi lain dia mengusulkan agar ada data yang komprehensif seputar bencana termasuk gempa bumi, yang saat ini masih tersebar dimiliki berbagai instansi seperti BMG, BPPTK serta balai Geologi.

"Buku peta gempa memang tak mendesak. Tapi sebaiknya data-data yang tersebar di berbagai instansi seperti BMG, Balai Geologi maupun BPPTK bisa dikumpulkan agar lebih komprehensif dan tidak sendiri-sendiri," jelas Soenarto.(Satria Nugraha/Trijaya/hri)